search

Translate

Jumat, 01 April 2016

Kata Hati Kepada Istriku

Istriku,
Perkawinan menurut sang nabi adalah persatuan dan kesatuan. Meskipun demikian, harus ada ruang bebas yang membentang antara suami dan istri. Cintailah satu sama lain, tapi janganlah membuat ikatan cinta antara keduanya. Dengan demikian, akan terbentang laut yang bergerak antara pantai jiwa laki-laki dengan pantai jiwa pasangannya. Dan, saling isilah gelas pasangan masing-masing, tapi jangan sampai terjadi keduanya minum dari gelas yang sama. Saling berilah roti satu sama lain, tapi ingat, jangan sampai kedua pasangan itu makan roti yang sama.
Camkan itu, istriku..
Camkanlah apa yang dikatakan oleh sang nabi. hubungan kita juga seharusnya demikian. Kita bersatu padu, tapi kita musti jaga dan pelihara kita punya jarak. Berilah saya kebebasan untuk bergerak, yaitu bergerak atas pengetahuan sampean. Saya akan menjadi bebas dan lepas, tapi hanya nampaknya. Dan dalam kelepasan kebebasan itulah saya akan mempersembahkan apa yang sampean minta..yaitu ‘ anak’.
Sekali lagi istriku, 

Perkwinan adalah lembaga, demikian juga anak. Sebagai bagian lembaga, tidak mungkin saya seratus persen menjaga sampean. Masing-masing kita mempunyai kebebasan, yaitu kebebasan dalam keterikakatan. Dan sebagai lembaga, anak juga tidak sepenuhnya milik saya, tidak juga sepenuhnya milik sampean.
Maka sekarang  dengarlah apa kata sang nabi, pada waktu seorang permpuan menggendong bayi dan menempelkan bayinya ke dadanya bertanya, dan kata nya.
Anakmu bukanlah milikmu
Mereka adalah putra dan putri kerinduan Sang Hidup terhadap dirinya sendiri
Mereka datang melalui kau, tetapi bukan dari kau
Dan meskipun mereka besertamu, tapi bukan hakmu
Kau boleh memberi cinta, tapi bukan pikiranmu, karena mereka punya pikiran sendiri
Kau boleh menempatkan badannya, tapi bukan jiwanya
Karena jiwanya menghuni rumah esok hari, yang tidak dapat kau kunjungi bahkan dalam mimpimu
Kau boleh berusaha menyerupai mereka, tetapi jangan berusaha membuat mereka seperti engkau
Karena hidup ini  tidak berjalan mundur, ataupun terpancang pada kemarin
Kamu adalah busur sedangkan anak-anakmu adalah panah hidup yang dilepaskan
Sang pemanah melihat tanda pada jalan keabadian dan Dia melengkungkan engkau dengan kekuatannya agar anak panahnya melesat cepat dan jauh.
Jadikanlah lengkunganmu dalam tangan Sang Pemanah suatu kegembiraan sebagaimana dia mencintai anak panah yang melesat itu, begitu pula dia mencintai busur yang mantap
(Kahlil Gibran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your Comment here

Latihan Tari Topeng Kelana Lima Menit

Latihan Tari Topeng Kelana Lima menit. Beginilah aksi guru TK /Paud Mutiara Irsyady. Serius tapi santai latihan topeng kelana Lima menit, pe...