search

Translate

Tampilkan postingan dengan label Coretan Lepas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Coretan Lepas. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 Agustus 2022

Cerita Bahasa Indramayu

Asmara Kehalang Harta

oleh : Nurkilah


Buku niki ngawaosaken lumampa Asmarane sepasang mangnusa ingkang boten angsal restu saking tiang sepuh  , karanten pemuda jaler wau lahir saking keluarga ingkang boten gadah  harta alias miskin. keleresan pemuda wau tiang sepuh jalere sampun gesang utawa Yatim piatu tinggal sareng tiang sepuh istrine mawon, pekerjaane tukang beburuh tani neng sabin. Lareh enen wau namine Toni, lan tiang sepuh istrine namine Embok Darmi

Lareh enen wau kesengsem  sareng lareh enen estri sing ayune boten wenten tandingane,  sing dikawerui namine Widuri, lareh tunggal Bapa Bondan minangka tiang ingkang kewentar paling sugih melawa dunya.

Widuri salah satunggalipun  wanoja ikang ayu rupane, pinter lan sopan sanajana larehe tiang ikang sugih atanapi kaya raya, namung Widuri niku lareh ikang gadai ahlak muliya  namung ana rada ganjen mah niku sifate tiang nen, dados boten kaya lareh liayane. Biasane lereh ikang ngerasa tiang sepuhe sugih biasane yaniku  pasti ganjen ditambah mali nakal ya sampun, dados komplit mekoten. 

TonI Pemuda  ingkang boten gada dunya alias tiang miskin, nanging Toni  katresnan  maring  Widuri. Toni  berusaha terus, widuri uga sami perasaan atinipun sampun mantep sareng Toni. Widuri sampun boten saged mbendung rasa asmara nipun maring Toni wau, namung Widuri dereng saged maos  dateng Ramane. Karanten ramane termasuk tiang ingkang kasar, wedos di seneni maring ramane.

Ning cerita liane Widuri wonten ikang nyenengi tiang enen liyane ikang manine Baron, salas sawiji tiang nen ingkang kepanjing kasar lan sombong karanten Baron piniki larehe juragan Prau  ingkang katah prau lan  empange , Baron seneng maring Widuri lan  gadah tujuan bade ngelamar lan sekaligus tiang sepuhe bade nikahaken.  Teras karanten Widuri boten seneng sareng Baron dados nolak lamarane Baron, teras Baron kesandung kasus Narkoba di tahan Polisi,  teras Widuri gadah tujuan bade kuliyah, lan Toni merantau teng kota ngulati pegawean, setelah sukses dados bos palen kerbo, Toni wangsul teng kampunge tujuane bade ngelamar Widuri. Selajenge mangga di waos krihin punapa ingkang kedadosane.  

Jumat, 11 November 2016

Absurd 2

AausiBlog

Terkadang aku ingin menyudahi semuanya. Menutup lakon yang selama ini aku perankan dengan selubung kepura-puraan. Meroncodi semua kostum sandiwaraku dan pulang. Terkadang aku rindu ingin kembali meraih kedamaian yang pernah aku taruh, mengambilnya lagi.
Akh, mengapa tiba-tiba rasa rindu itu menyeruak tak bisa jinak?
Rindu pada suara lembut ibu, suara lembut ayah, suara lembut orang-orang terkasih yang senantiasa menemaniku setia dalam suka. .. .dalam suka. Suara yang kini menghilang entah kemana. Ingin rasanya memutar kembali jarum waktu dan membawaku ke masa dimana ketika tangis tak bermakna duka, air mata diterjemahkan dengan manja, sakit berbeda dengan luka, sengsara tak sama dengan derita. Pilu bukan berarti iba... bukan nestapa yang mengakar lalu bercabang ranting berbuah kesengsaraan mengunduh kekecewaan.
Terlalu jauh untuk ku rengkuh lagi. Lelah mendayung cadik kecil tuk sampai ke tanah harapan. Seperti tak berpengharapan. Dan aku semakin merasa kesepian. Bersamamu aku terkubur menanti kematian.
Akh, damai yang tak lagi aku temukan. Kemanakah gerangan kembaranmu pergi? Aku mencari rasa nyaman yang juga menghilang. Getir semakin melekat tak bisa lepas. Sementara jasad semakin kering terbiar dan terpapar panas matahari jiwa yang ku cipta. Bersamamu memantik neraka.
Aku gila dan semakin menggila.
Mencari masa lalu ku yang pergi.
Menghilang tak bisa aku temukan. Entah harus bagaimana dan dengan apa agar upaya terwujud menjadi kenyataan. Apa lagi yang harus aku lakukan sekarang? Harus apa dan bagaimana? Tak pernah aku temukan jawaban. Tak ada jawaban, selain diam.
Diam.
Diam
Diam
Dan...

Tak mengerti. 

Absurd 1



Apa lagi yang harus aku tulis lagi untuk mewakili perasaanku, wahai yang Kembang?. Lelah sudah pikirku menghitung beban yang sangat mencekik pundaku, kegamangan untuk melangkah dan mengambil keputusan baur melebur dalam satu wadah kekacauan dan kegalauan, terlempar di persimpangan. Membebaniku sendirian pada kekerdilan pikir dan nestapa harapan. Sempit menyesak tak berkesudahan. Dan aku ingin lepas. Menerbangkan pikir dan angan angan, menjembarkan hati dan rasa, melapangkan dada untuk menarik napas lega. Aku rindu itu.....
Seperti mengunyah akar brotowali pahit tak berkesudahan. Letah dan getir menyatuh di ujung lidah. Kelu mengeras dan kaku. Aku sekarang tak bisa berkata apa-apa lagi. Terkuras habis kosakata hati atau kata hati atau nyanyi hati atau ..(akh, terlalu banyak yang hilang dan tak kutemukan lagi). Terpanggang mengering dan mematung. Terpapar lama sekali jasad. Karena ruang napas sekarang mulai menyempit dan menyesak.
Apa lagi yang bisa aku harap. Karena asa telah hilang lepas, terbang menghilang dalam semak pawana rimba tak bertuan. Aku sendirian. Mencari air mata, mendamba tangis, rupanya telaga jiwa tak berguna lagi. Dan aku semakin kesepian.puncak. puncak melampaui batas puncak kemampuan manusiawi.
Akh, tiba-tiba aku rindu pada kematian.
Tak sanggup menyandang derita mendera. Terlalu cengeng sebagai pria. Sebagai manusia. Tanpa kehendak, tanpa irodat, tanpa upaya, tanpa pengakuan, tanpa harga diri, dan tanpa semua yang melambangkan kekuatan sebagai laki-laki yang kodratnya berkuasa dan menguasai.
Mengapa tiba-tiba kesadaranku hilang dan bubar. Tanpa pengertian, tak memiliki rasa, Hanya satu rasa kumiliki sekarang,
Benci.
Benci yang memuncak, melampaui batas nadir.
Benci pada  pertemuan, pada tatapan, pada suara, pada gurauan, pada semuanya. Pada semuanya yang menggambar dalam pupil dan retina mata. Aku ingin sudahi semuanya, membuang racun dan bau menyengat, aura gaib menakutkan, aku ingin lari.
Melepaskan dan membuang satu persatu pakaian jiwa, yang menutup hati dan kebenaran. Yang menutup indah dengan kegelapan. Yang menjerembabkan ku jatuh pada palung nista tak berkesudahan. Nista dalam pandangan mereka. Nista dalam pandangan nya, nista dan tak bernilai walau sebesar jarroh, pun tak ada. tak kutemukan.
Aku ingin lari.
Terbebas dari penjara hati. Terbebas dari tali besi kekang. Terbebas dari jerat yang menyeretku terus dan terus ke dalam lubang penderitaan. Terus dan terus menyeretku ke dalam lubang yang tak berujung ... terus..terus dan terus.. menyeretku dan menyeretku ..terus..dan terus..
Bisakah aku lari?
Tuhan.....???


Senin, 07 November 2016

Narasi Sungkeman




(Putra) :
Bapak Guruku kini aku bersimpuh di hadapanmu.
Terimalah permintaan maaf-ku, 
Sebanyak itu bukti kasih sayangmu kepadaku.. sebanyak itu pula salah dan dosaku kepadamu
     Di hari ini, mata hatiku  mulai terbuka, bahwa kemarahanmu..yang sering aku terima, adalah kasih sayang  yang tak dapat  kutukar dengan nilai dan harga..
kini mata hatiku mulai terbuka,  bahwa pahitnya nasehatmu adalah cinta tulusmu, demi kebaikan dalam meniti jalan hidupku di masa depan..
Dalam detik-detik perpisahan ini, bathinku sadar, bahwa aku terlalu banyak berbuat salah kepadamu, .. 
bapak guruku maapkan..aku
Banyak sudah salah yang sering kuperbuat padamu, .. menyakitimu, menyinggung perasaanmu, bahkan berprasangka buruk kepadamu..


(Putri)
Ibu guruku … Aku mau pamit…
Berat nian hati tuk berpisah dengan engkau 
Berat nian kaki tuk melangkah, meninggalkan engkau..
Berat nian mulut tuk mengatakan “ ..Selamat tinggal” kepada kalian..
teman dan adik-adik tercinta”
Terlalu banyak kenangan yang telah aku rajut bersama mereka..
Terlalu banyak kenangan yang telah aku ukir, di sekolah tercinta ..
Tawa, canda, dan airmata, sudah terlanjur tertumpah…menyatu dengan hati dan jiwa
Tali kasih persahabatan  telah mengakar sebagai keluarga..
Tapi sekarang aku harus pergi…
Pergi meninggalkan kalian, bapak ibu guruku tercinta
Menginggalkan teman dan adik-adikku..
Meninggalkan semuanya… yang sudah menjadi keluarga 
Ibu guruku…maapkan kami semua 
Biarlah kami binasa, jika air mata dan permintaan maaf kami tidak mampu lagi melembutkan hatimu 
Inilah Kami…yang dulu sering membuat hatimu jengkel, marah dan kesal..kini Kami bersimpuh di pangkuanmu…
Bisa kah cinta dan kasih sayangmu kami rasakan,



Setelah kami pamit meninggalkan kalian?
Terima kasih telah, mendidik kami hingga hari ini.  Kami akan rindukan semua itu..
semua yang engkau berikan kepada kami..
Tetap doakan kami dalam menempuh jalan masa depan 
.menggapai cita-cita kami


(Bapak Guru) :
Anakku..
Sungguh besar harapan bapak dan ibu guru: supaya engkau menjadi anak yang soleh, santun pada orang tua, membawa kemaslahatan di mana pun engkau berada. Sungguh besar pula rasa kekhawatiran kami, jika harapan itu tidak terwujud. Itulah sebabnya, mengapa kami marah, atas perbuatanmu yang tidak baik, kurang sopan, malas, dan sebagainya. Semoga kemarahan itu bisa mengingatkanmu akan kesalahanmu supaya engkau instropeksi  dan memperbaiki.

(Ibu Guru)
Anakku..
 Ibu marah jika engkau salah, tapi itu semua demi kebaikanmu 
Maapkan ibu gurumu yang masih belum mampu memberi teladan dalam berbuat kebaikan, hanya ini yang bisa ibu berikan, ilmu yang sedikit, kemampuan yang terbatas.. tapi percayalah, apa yang selama ini ibu lakukan ..tulus demi keselamatan dan kebahagiaanmu dalam menjangkau masa depan..
Semua kesalahanmu..kemarin, sekarang, dan esok sudah kami maafkan. Semoga engkau sukses dalam menggapai masa depan…
Ya Allah, sayangi anak-anak kami…anak-anak didik kami…
Tuntunlah langkah-langkah mereka.
Teguhkan mereka dalam menghadapi godaan fitnah dunia Jadikan anak-anak kami anak-anak yang soleh, ya Allah.
Basahkan lidah mereka dengan doa-doa kebaikan untuk ayah dan ibunya. 
Kumpulkan mereka dan  kami di jannatun firdaus-Mu  kelak.
Amiin.

Jumat, 01 April 2016

Kata Hati Kepada Istriku

Istriku,
Perkawinan menurut sang nabi adalah persatuan dan kesatuan. Meskipun demikian, harus ada ruang bebas yang membentang antara suami dan istri. Cintailah satu sama lain, tapi janganlah membuat ikatan cinta antara keduanya. Dengan demikian, akan terbentang laut yang bergerak antara pantai jiwa laki-laki dengan pantai jiwa pasangannya. Dan, saling isilah gelas pasangan masing-masing, tapi jangan sampai terjadi keduanya minum dari gelas yang sama. Saling berilah roti satu sama lain, tapi ingat, jangan sampai kedua pasangan itu makan roti yang sama.
Camkan itu, istriku..
Camkanlah apa yang dikatakan oleh sang nabi. hubungan kita juga seharusnya demikian. Kita bersatu padu, tapi kita musti jaga dan pelihara kita punya jarak. Berilah saya kebebasan untuk bergerak, yaitu bergerak atas pengetahuan sampean. Saya akan menjadi bebas dan lepas, tapi hanya nampaknya. Dan dalam kelepasan kebebasan itulah saya akan mempersembahkan apa yang sampean minta..yaitu ‘ anak’.
Sekali lagi istriku, 

PENERIMAAN PENDAFTARAN PESERTA DIDIK BARU SMP ISLAM TERPADU MUTIARA IRSYADY

SMP ISLAM TERPADU MUTIARA IRSYADY Jl. Raya Pekandangan Jaya Km. 05 Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Telp. (0234) 712087 Terakreditasi...