search

Translate

Jumat, 11 Maret 2016

Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Pada Kurikulum 2013



Poros utama pelaksanaan pembelajaran adalah mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan adalah suatu pernyataan   yang menggambarkan perilaku siswa yang guru harapkan setelah menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu. Pencapaian tujuan dibuktikan dengan pemenuhan indikator pencapaian. Indikator pencapaian proses dan hasil menggambarkan prilaku yang terukur atau dapat diamati yang membuktikan tercapainya kompetensi yang diharapkan.
Manfaat penggunaan indikator yaitu membantu guru menentukan keberhasilannya dalam melaksanakan kegiatan. Di samping itu, dengan memperhatikan indikator pencapaian guru dapat menentukan teknik dan  instrumen evaluasi dan menentukan metode. Indikator bermanfaat pula untuk siswa yaitu membantu mereka memusatkan perhatian pada tujuan yang perlu mereka wujudkan. Indikator membantu siswa menenetukan strategi belajar, memilih sumber belajar menggunakan waktu, serta memperhitungkan daya yang mereka alokasikan.
Indikator hasil belajar harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu dirumuskan dalam kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Kejelasan pernyataan mengandung konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama. Kepastian mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda. Dan, dapat diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan  menggunakan instrumen.
Dalam penyusunan indikator perlu memperhatikan kriteria;
§  spesifik yaitu hanya mengandung satu prilaku. Contoh pernyataan yang menggandung satu prilaku;merancang rencana kegiatan. Dalam penyusunan indikator hasil belajar masih sering didapat beberapa kata kerja operasional dalam satu indiaktor. Misalnya, menyebutkan dan menuliskan kalimat. Contoh yang terakhir tentu tidak spesifik
§  berorientasi pada siswa yang menggambarkan kompetensi siswa yang diharapkan
§  menggunakan kata kerja operasional
§  mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan; serta memperhatikan.
Dalam perumusan indikator hasil belajar, terutama dalam pelaksanaan kurikulum 2013 perlu diperhatikan sebaran menurut penguasaan teori. Tingkat penguasaan teori meliputi :
§  faktual,
§  konseptual,
§  prosedural, dan
§  metakognitif. 
Berikut contoh indikator yang mencirikan pada tiap level penguasaan.
§  Faktual:    mengungkapkan dua pikiran penting yang terdapat pada teks yang ditelahaannya.
§  Konseptual: menuliskan lima prinsip utama dalam merumuskan merumuskan tujuan penyusunan program.
§  Prosedural: Menerapkan teknik belajar dengan menggunakan metode jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas 10 secara efektif.
§  Metakognitif:     Menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki  untuk menambah pengetahuan yang baru secara mandiri dengan menemukan cara menguasai informasi baru dari berbagai sumber yang digunakannya..

Penguasaan pengetahuan pada level meta kognitif menunjukkan mampu menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan pikiran sendiri tentang rencana tindakan yang akan dilakukannya. Belajar tentang bangaimana cara belajar. Siswa menguasai teknik bagaimana cara belajar melalui pengembangan inisiatifnya sendiri. Siswa bersikap kritis terhadap caranya ia berpikir atau mampu berpikir tentang bagaimana cara berpikir. Siswa mengintegrasikan berbagai kesadaran kognitifnya untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara mandiri.
Pada bagian akhir tulisan singkat ini, saya ingin menyinggung pentingnya guru untuk memperhatikan level berpikir dalam indikator yang ditetapkan. Penerapan kurikulum 2013 dilatari dengan fakta bahwa siswa Indonesia ketinggalan oleh siswa bangsa lain dalam menguasai kecapaian berpikir tinggi atau sering diistilahkan HOTS (High Order Thinking Skill) yang meliputi analisis, evaluasi, dan kreasi pada Taksonomi Bloom.
Level berpikir analisis dapat menggunakan kata kerja operasional: Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis,  Menyeleksi, Memerinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Mengorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer, Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi,  Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan.
Level berpikir evaluasi dapat menggunakan kata kerja operasional: Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Mendukung, Memvalidasi, Mengetes, Memilih,Memproyeksikan.
Level berkreasi dapat menggunakan kata kerja operasional: merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
Dari uraian singkat di atas, dapat dinyatakan bahwa perumusan  pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 mengadung multi spesifikasi yang merupakan irisan i :
§  Dimensi ranah kompetensi yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, sikap.
§  Dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakonitif.
§  Dimensi level kecakapan berpikir yang meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi.
Ketiga dimensi tersebut dapat diintegrasikan dalam tabel berikut berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your Comment here

Latihan Tari Topeng Kelana Lima Menit

Latihan Tari Topeng Kelana Lima menit. Beginilah aksi guru TK /Paud Mutiara Irsyady. Serius tapi santai latihan topeng kelana Lima menit, pe...