Poros
utama pelaksanaan pembelajaran adalah mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan
adalah suatu pernyataan yang menggambarkan perilaku siswa yang guru
harapkan setelah menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu. Pencapaian
tujuan dibuktikan dengan pemenuhan indikator pencapaian. Indikator pencapaian
proses dan hasil menggambarkan prilaku yang terukur atau dapat diamati yang
membuktikan tercapainya kompetensi yang diharapkan.
Manfaat penggunaan
indikator yaitu membantu guru menentukan keberhasilannya dalam melaksanakan
kegiatan. Di samping itu, dengan memperhatikan indikator pencapaian guru dapat
menentukan teknik dan instrumen evaluasi dan menentukan metode. Indikator
bermanfaat pula untuk siswa yaitu membantu mereka memusatkan perhatian pada
tujuan yang perlu mereka wujudkan. Indikator membantu siswa menenetukan
strategi belajar, memilih sumber belajar menggunakan waktu, serta
memperhitungkan daya yang mereka alokasikan.
Indikator hasil belajar
harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu dirumuskan dalam kalimat yang jelas,
mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Kejelasan pernyataan mengandung
konsekuensi bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama.
Kepastian mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda. Dan, dapat
diukur jika pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan
menggunakan instrumen.
Dalam penyusunan indikator perlu memperhatikan kriteria;
§
spesifik yaitu hanya mengandung satu prilaku. Contoh pernyataan
yang menggandung satu prilaku;merancang rencana kegiatan. Dalam
penyusunan indikator hasil belajar masih sering didapat beberapa kata kerja
operasional dalam satu indiaktor. Misalnya, menyebutkan dan menuliskan kalimat.
Contoh yang terakhir tentu tidak spesifik
§
berorientasi pada siswa yang menggambarkan kompetensi siswa yang
diharapkan
§
menggunakan kata kerja operasional
§
mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan; serta
memperhatikan.
Dalam perumusan indikator
hasil belajar, terutama dalam pelaksanaan kurikulum 2013 perlu diperhatikan
sebaran menurut penguasaan teori. Tingkat penguasaan teori meliputi :
§
faktual,
§
konseptual,
§
prosedural, dan
§
metakognitif.
Berikut contoh indikator yang mencirikan pada tiap level
penguasaan.
§
Faktual: mengungkapkan dua pikiran
penting yang terdapat pada teks yang ditelahaannya.
§
Konseptual: menuliskan lima prinsip utama dalam
merumuskan merumuskan tujuan penyusunan program.
§
Prosedural: Menerapkan teknik belajar dengan menggunakan
metode jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas
10 secara efektif.
§
Metakognitif: Menggunakan pengetahuan yang telah
siswa miliki untuk menambah pengetahuan yang baru secara mandiri dengan
menemukan cara menguasai informasi baru dari berbagai sumber yang digunakannya..
Penguasaan pengetahuan
pada level meta kognitif menunjukkan mampu menggunakan pengetahuannya untuk
merumuskan pikiran sendiri tentang rencana tindakan yang akan dilakukannya.
Belajar tentang bangaimana cara belajar. Siswa menguasai teknik bagaimana cara
belajar melalui pengembangan inisiatifnya sendiri. Siswa bersikap kritis
terhadap caranya ia berpikir atau mampu berpikir tentang bagaimana cara
berpikir. Siswa mengintegrasikan berbagai kesadaran kognitifnya untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilannya secara mandiri.
Pada bagian akhir tulisan
singkat ini, saya ingin menyinggung pentingnya guru untuk memperhatikan level
berpikir dalam indikator yang ditetapkan. Penerapan kurikulum 2013 dilatari
dengan fakta bahwa siswa Indonesia ketinggalan oleh siswa bangsa lain dalam
menguasai kecapaian berpikir tinggi atau sering diistilahkan HOTS (High Order
Thinking Skill) yang meliputi analisis, evaluasi, dan kreasi pada Taksonomi
Bloom.
Level
berpikir analisis dapat menggunakan kata kerja operasional:
Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis,
Menyeleksi, Memerinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Mengorelasikan,
Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan,
Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan,
Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer, Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi,
Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang,
Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan,
Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas,
Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan.
Level berpikir evaluasi dapat menggunakan kata kerja
operasional: Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik,
Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan,
Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan,
Mendukung, Memvalidasi, Mengetes, Memilih,Memproyeksikan.
Level berkreasi dapat menggunakan kata kerja operasional:
merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,
menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah.
Dari uraian singkat di atas, dapat dinyatakan bahwa perumusan
pencapaian kompetensi pada kurikulum 2013 mengadung multi spesifikasi
yang merupakan irisan i :
§
Dimensi ranah kompetensi yang terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, sikap.
§
Dimensi pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakonitif.
§
Dimensi level kecakapan berpikir yang meliputi mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi.
Ketiga dimensi tersebut dapat diintegrasikan dalam tabel berikut
berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
your Comment here