search

Translate

Sabtu, 12 Maret 2016

BEBERAPA ASPEK PENTING DALAM STORY TELLING





Sebelum bercerita: ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita akan membawakan sebuah cerita yaitu : penguasaan cerita, pemahaman bentuk bahasa yang dipergunakan dalam menyampaikan cerita, pengaturan / manajemen waktu dan kostum yang dipakai oleh pembawa cerita .
Berikut penjelasan tentang masing-masing pokok bahasan.

1.  Penguasaan cerita

Kuasai cerita ( tokoh, isi, tema, akhir cerita) merupakan perintah pertama yang harus betul-betul diperhatikan. Penguasaan cerita merupakan modal yang sangat besar bagi seseorang untuk bisa membawakan cerita dengan baik karena dari sanalah sumber penghayatan sang pencerita (story teller) dan kepercayaan diri dalam bercerita nantinya. Penguasaan cerita merupakan aspek yang penting karena seringkali pencerita harus lancar sehingga ceritanya meyakinkan atau harus berimprovisasi seingga ceritanya bisa menjadi lebih menarik dan mengesankan.

v  Pemahaman bentuk bahasa yang dipergunakan dalam menyampaikan cerita
Tandai antara narasi dan dialog. Mengapa? karena bahasa yang dipergunakan dalam story telling seringkali merupakan perpaduan antara narasi dan dialog. Narasi merupakan bahasa yang dipakai oleh penulis cerita untuk mendeskripsikan latar, tokoh, atau kejadian-kejadian di dalam sebuah cerita. Sedangkan dialog adalah bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan apa yang dikatakan oleh seorang tokoh kepada tokoh lainnya.


  1.  

Menandai narasi dan dialog akan memudahkan pencerita  dalam memposisikan perannya, apakah suatu ketika sedang memerankan tokoh-tokoh tertentu yang saling berbicara satu dengan yang lainnya. Suara pada saat menarasikan cerita sebisa mungkin harus berbeda dengan suara pada saat  memerankan tokoh-tokoh yang ada. Demikian juga suara-suara tokoh yang berbeda sebisa mungkin harus terwakili. Suara anak kecil misalnya harus dibedakan dengan suara orang yang sudah dewasa atau tua. Suara perempuan harus dibedakan dengan suara laki-laki. Untuk bisa membuat suara yang sesuai dengan peran haruslah dipelajari dengan seksama.

 
v  Pengaturan Waktu
Dalam lomba story telling, ada alokasi waktu bagi masing-masing peserta. Perhatikan waktu yang diberikan dan berlatihlah menggunakan waktu dengan efesien sehingga cerita bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang diberikan. Sisa waktu yang terlalu banyak juga kurang bagus. Apalagi kalau cerita belum selesai sementara waktunya sudah habis.

v  Pemilihan kostum / baju yang sesuai
Pastikan bahwa baju yang dikenakan pada saat membawakan cerita sesuai dengan latar dari cerita. Misalnya; kalau yang dibawakan adalah cerita local/daerah yang tradisional maka kostum tradisional yang mencerminkan kedaerahan merupakan pilihan tepat. Cinderella merupakan cerita klasik Eropa yang tokoh-tokohnya berbusana selayaknya orang Eropa sehingga penggunaan kostum yang selaras perlu diperhatikan. Demikian juga jika ceritanya mengenai kehidupan modern, akan terlihat janggal kalau pencerita mengenakan pakaian tradisional.  

2.  Pada Saat Bercerita

Beberapa hal yang perlu dicermati pada saat membawakan cerita adalah  penyampaian judul dan perkenalan diri, penguasaan audiens, cara memposisikan, diri dan penggunaan kata-kata yang jelas untuk menyampaikan akhir cerita.

v  Penyampaian Judul.
Pada saat memulai bercerita, sampaikan judul cerita dengan jelas dan tidak terburu-buru. Memperkenalkan diri dan memberitahukan kepada audiens bahwa anda akan bercerita, juga penting dilakukan  sehingga audiens bisa bersiap untuk mendengarkannya. Kalau bisa ceritakan dengan singkat isi utama / tema cerita tokoh-tokoh yang ada. Hal ini akan membantu audiens untuk bisa mengikuti cerita denga lancar dan mudah. Tampilkan judul sekali lagi agar lebih berkesan bagi audiens.
Sebagai contoh:

Hello everybody, my name is …. I’m from SMP ….. I’m here to tell you about a story  called ….. it’s about …………………………….. I hope you’ll find this story interesting. Ok this is  a ………….. ( title of story)


v  Penguasaan Audiens
Memperhatikan audens sangat penting bagi seorang pencerita. Bila audiens sedikit karena ruang yang dipakai untuk kegiatan relative kecil, jangan terlalu banyak menggunakan gerak karena biasanya jarak pencerita dengan audiens juga dekat. Apabila audiennya banyak maka suara harus keras dan jelas. Gerak bisa membantu audiens memahami apa yang disampaikan oleh pencerita.

v  Cara memposisikan diri
Pada saat bercerita usahakan untuk tidak membelakangi audiens. Bagaimanapun, kontak atau interaksi bisa dibangun dengan lebih baik kalau pencerita berhadapan wajah dengan audiens. Untuk tujuan yang sama, yaitu berinteraksi denga baik, jangan meletakan kertas/ catatan tepat di depan wajah. Kadang kala membawa catatan memang perlu (jika cerita cukup panjang dan detailnya banyak). Terutama untuk mencatat point-point penting sesuai urutan yang harus tidak dilupakan untuk diceritakan . oleh karenanya, usahakan membawa kertas-kertas berukuran sedang dan tidak terlalu sering membolak-balik halaman. (bisa hapal lebih baik)\
Karena bercerita adalah berkomunikasi, tataplah audens seolah –olah anda sedang berbicara kepada mereka. Bicaralah kepada semuanya, bukan hanya kepada sekelompok orang. Gunakan variasi antara bicara lambat, bicara cepat, dan berhenti. Gunakan berhenti untuk mengambil nafas dengan baik dan untuk memberi kesempatan kepada audiens memahami yang sedang diceritakan. Gunakan variasi untuk bicara perlahan dan keras. Ucapkan dialog seperti anda menirukan orang berbicara: perasaan dan emosi kadang harus dilibatkan. Kalau bisa, pergunakan suara yang berbeda untuk tokoh yang berbeda (suara laki-laki, suara perempuan, suara anak-anak, dan suara orang dewasa/orang tua dsb.)

v  Penyampaian akhir cerita secara jelas

Akhir cerita merupaka titik akhir yang ditunggu – tunggu oleh audiens. Banyak dari mereka menginginkan cerita berakhir dengan bahagia (happy ending) walaupun ada juga cerita yang berakhir dengan kesedihan (sad ending). Mimic muka (gesture) bisa mendukung hal ini.

Pada saat menyampaikan akhir cerita, perjelas suara dan bahasa yang digunakan. Misalnya:

’cinderella was brought by carriage to the young prince, dressed as she was, he thought her more charming than ever, and a few days after, married her. They lived happily hereafter


3.   Setelah selesai bercerita

Bila cerita sudah selesai, jangan lupa memberikan kalimat-kalimat penutup atau memberi salam, dan hormat kepada audiens. Contoh:

Ø  “ ……… and that story of …… from me. Bye - bye “
Ø  “that the end of the story of …. Until then from me … good bye”


4. Penutup

Ada beberapa aspek penting yang harus dperhatikan dalam story telling yaitu :

1.    Sebelum bercerita, penguasaan cerita, pemahaman bentuk bahasa yang dipergunakan dalam  menyampaikan cerita, pengaturan  waktu, dan kostum yang dipakai oleh pembawa cerita.

2.    Pada saat bercerita ; penyampaian judul, perkenalan diri, penguasaa audiens, memposisikan diri, serta menggunakan kata-kata yang jelas untuk menyampaikan akhir cerita. Setelah cerita selesai, perlu menyampaikan/ memberikan kalimat penutup atau memberi salam kepada juri dan audiens.



2 komentar:

your Comment here

Latihan Tari Topeng Kelana Lima Menit

Latihan Tari Topeng Kelana Lima menit. Beginilah aksi guru TK /Paud Mutiara Irsyady. Serius tapi santai latihan topeng kelana Lima menit, pe...