search

Translate

Jumat, 11 November 2016

Absurd 1



Apa lagi yang harus aku tulis lagi untuk mewakili perasaanku, wahai yang Kembang?. Lelah sudah pikirku menghitung beban yang sangat mencekik pundaku, kegamangan untuk melangkah dan mengambil keputusan baur melebur dalam satu wadah kekacauan dan kegalauan, terlempar di persimpangan. Membebaniku sendirian pada kekerdilan pikir dan nestapa harapan. Sempit menyesak tak berkesudahan. Dan aku ingin lepas. Menerbangkan pikir dan angan angan, menjembarkan hati dan rasa, melapangkan dada untuk menarik napas lega. Aku rindu itu.....
Seperti mengunyah akar brotowali pahit tak berkesudahan. Letah dan getir menyatuh di ujung lidah. Kelu mengeras dan kaku. Aku sekarang tak bisa berkata apa-apa lagi. Terkuras habis kosakata hati atau kata hati atau nyanyi hati atau ..(akh, terlalu banyak yang hilang dan tak kutemukan lagi). Terpanggang mengering dan mematung. Terpapar lama sekali jasad. Karena ruang napas sekarang mulai menyempit dan menyesak.
Apa lagi yang bisa aku harap. Karena asa telah hilang lepas, terbang menghilang dalam semak pawana rimba tak bertuan. Aku sendirian. Mencari air mata, mendamba tangis, rupanya telaga jiwa tak berguna lagi. Dan aku semakin kesepian.puncak. puncak melampaui batas puncak kemampuan manusiawi.
Akh, tiba-tiba aku rindu pada kematian.
Tak sanggup menyandang derita mendera. Terlalu cengeng sebagai pria. Sebagai manusia. Tanpa kehendak, tanpa irodat, tanpa upaya, tanpa pengakuan, tanpa harga diri, dan tanpa semua yang melambangkan kekuatan sebagai laki-laki yang kodratnya berkuasa dan menguasai.
Mengapa tiba-tiba kesadaranku hilang dan bubar. Tanpa pengertian, tak memiliki rasa, Hanya satu rasa kumiliki sekarang,
Benci.
Benci yang memuncak, melampaui batas nadir.
Benci pada  pertemuan, pada tatapan, pada suara, pada gurauan, pada semuanya. Pada semuanya yang menggambar dalam pupil dan retina mata. Aku ingin sudahi semuanya, membuang racun dan bau menyengat, aura gaib menakutkan, aku ingin lari.
Melepaskan dan membuang satu persatu pakaian jiwa, yang menutup hati dan kebenaran. Yang menutup indah dengan kegelapan. Yang menjerembabkan ku jatuh pada palung nista tak berkesudahan. Nista dalam pandangan mereka. Nista dalam pandangan nya, nista dan tak bernilai walau sebesar jarroh, pun tak ada. tak kutemukan.
Aku ingin lari.
Terbebas dari penjara hati. Terbebas dari tali besi kekang. Terbebas dari jerat yang menyeretku terus dan terus ke dalam lubang penderitaan. Terus dan terus menyeretku ke dalam lubang yang tak berujung ... terus..terus dan terus.. menyeretku dan menyeretku ..terus..dan terus..
Bisakah aku lari?
Tuhan.....???


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

your Comment here

Latihan Tari Topeng Kelana Lima Menit

Latihan Tari Topeng Kelana Lima menit. Beginilah aksi guru TK /Paud Mutiara Irsyady. Serius tapi santai latihan topeng kelana Lima menit, pe...